Saturday, April 29, 2017

Mata Kuliah Kewirausahaan atau Entrepreneur

Saya rasa anda dan saya memiliki kesepakatan dan pemahaman yang sama bahwa negara yang kuat adalah negara yang memiliki standar ekonomi di atas rata-rata artinya kehidupan masyarakat dengan standar ekonomi yang layak dan serta mandiri. Kembali pada judul tulisan ini“ MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN/ENTREPRENEUR” lalu hubungannya dengan Pendidikan Tinggi sehingga berimbas pada mutu output. Menurut catatan Gross Domestic Product (GDP) perekonomian Indonesia ditahun 2014 berada pada tingkat ke 10 besar (2,3%) atau naik 6 peringkat dibandingkan tahun lalu. Posisi ini ditempati setelah Negara Inggris atau setara dengan negara Italia dalam skala presentase.Hal ini tentu membuat kita bangga karena Negara kita mampu menunjukkan kepada dunia dengan mengalami peningkatan secara ekonomi walaupun situasi perekonomian di Indonesia saat ini tengah mengalami banyak tantangan. Pertanyaanya siapa yang berperan untuk mempertahankan perekonomian yang sudah mengalami peningkatan? Sebagaipenulis, fokus dengan adanya tulisan ini ditujukan kepada calon pemimpin di masadepan yang masihberada di PerguruanTinggi.

PeranPendidikanTinggi
Lalu apa peran Perguruan Tinggi? Perguruan Tinggi sebagai tempat untuk membentuk dan mencetak karakter calon pemimpin dimasa depan pasti memiliki idealism tersendiri,salahsatunya adalah dengan menjadikan outputnya sukses sebagai pengusaha atau entrepreneur. Berkacamata dari banyaknya pengusaha yang sukses secara ekonomi ditanah air sehingga pemahaman tentang dunia entrepreneur adalah mutlak .Menurut Dr.DaviK.Sukardi, pemahaman dan praktek kewirausahaan dapat meningkatkan nilai sumber daya manusia dan yang nantinya diharapkan bisa berkreasi secara mandiri artinya secara aktif dankreatif melakukan sesuatu untuk pengembangandiri.

Saya memang bukan seorang ahli atau seorang pengusaha tetapi sebagai penulis saya memiliki pemahaman bahwa penambahan matakuliah tentang entrepreneur akan menjadi fenomenal ketika Perguruan Tinggi sekarang berlomba untuk mencetak output yang sukses. Secara subjektif saya berpikiran bahwa pengelolah PerguruanTinggi sekarang terkesan memiliki paradigm menjadikan lembaga ini sebagai unit bisnis yang hanya mencari keuntungansaja,daripada mengubah pola piker atau idealism anakdidiknya agar bias mandiri dan kreatif melakukan sesuatu di masyarakat. Bukankah PendidikanTinggi haruslebih responsive terhadap perkembangan di era ini?
Selain itu mata kuliah ini memberikan pemahaman bahwa dunia lapangan kerja sekarang memiliki keterbatasan dalam merekrut tenaga kerja serta bagaimana sukses menjadi pengusaha. Menurut sosiolog yaitu David McCleiland,sedikitnyadibutuhkan minimal 2% wirausaha dari populasi penduduknya,atau dibutuhkan sekitar 4,8 jutawirausaha di Indonesia saatini. Sayangnya Negara kita hanya memiliki 0,18% pengusaha atau kurang 1% dari jumlah penduduk saat ini.

Kemampuan Beradaptasi
Menurut penelitian Charles Schriciber, keberhasilan seseorang ditentukan 15% dari pendidikan formalnya, sedangkan sisanya ditentukan 85% ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian. Jelas bahwa  sikap mental seperti ini memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan perekonomian seseorang, karena dengan memiliki mental yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu akan berdampak pula terhadap factor peningkatan ekonomi dan kepribadian sehingga pada akhirnya pemahaman tentang entrepreneur pada calon pemimpin masa depan dan bahwa kesuksesan dalam membangun perekonomian di butuhkan seberapa besar dia (PendidikanTinggi) mampu beradaptasi dengan perubahan. 

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments